Sumedang-eltaranews, 28 April 2025 – Dalam rangka memeriahkan HUT Sumedang ke 447 Kerajaan Sumedang Larang gelar acara kirab Panji dan Mahkota BINOKASIH dari pusat Kerajaan Padjajaran dikota Bogor terdahulu yang sebelumnya diawali dari daerah Ciamis (Kerajaan Galuh) dan berakhir di Sumedang sebagai pewaris tahta terakhir oleh Prabu Geusan Ulun yang menjadi ciri mahkota raja Sumedang Larang diwaktu itu.
Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya kali ini Radio Antar Penduduk Indonesia RAPI Wilayah 13 Sumedang mengikut sertakan lebih dari 100 anggotanya baik turut serta dalam barisan kirab maupun pengawalan dan pengaturan lalu lintas bersama jajaran Kepolisian serta Dinas Perhubungan Kabupaten Sumedang. “kegiatan ini merupakan salah satu bentuk partisipasi RAPI wilayah 13 Sumedang kepada pihak Kerajaan ” jelas Enjang JZ10YEF Ketua RAPI Wilayah 13 Sumedang. Selanjutnya menjelaskan selain turut barisan kirab yang berjalan kaki mulai dari kecamatan Darmaraja , ia juga menyebar anggota Satgas Wilayah serta Satgas Lokal guna melakukan pengawalan perjalanan kirab serta pengaturan kelancaran lalulintas bersama jajaran kepolisian serta Dinas Perhubungan Kabupaten Sumedang.
Berawal dihari Sabtu 26 April 2025 pasukan kirab mulai berjalan kaki menyusuri jalan Umar wirahadi Kusumah dari kecamatan Darmaraja secara estapet menuju Kecamatan Cisitu dan Kecamatan Situraja hingan Kecamatan Ganeas kemudian istirahat dan bermalam di Kecamatan Ganeas. Meski dalam perjalanan dari Kecamatan Situraja Menuju Ganeas sempat diterpa hujan besar pasukan kirab tidak menhentikan perjalanannya hingga titik peristirahatan sementara di Ganeas untuk bermalam dan melanjutkan perjalan esok harinya.
Minggu 27 April 2025 Perjalan kirab panji dari Kecamatan Ganeas dilanjutkan menuju Kecamatan Sumedang Utara dijalan Sebelas April, disini rombongan kirab Panji di pertemukan dengan dengan rombongan pembawa mahkota Binokasih yang bergerak dari Kutamaya Padasuka dan bergerak bersamaan diiringi Kereta Kencana Nagapaksi sebagai kendaraan raja Sumedang larang menuju Gedung Srimanganti di alun alun kota Sumedang. untuk kemudian disemayamkan kembali dimusieum.
Meski tak pernah mendapat perhatian RAPI selalu ada dimana mana, meski tak pernah mendapat bantuan anggaran RAPI selalu bisa lakukan berbagai kegiatan yang mendukung pemerintah karena RAPI terpercaya melakukan semua itu dengan cara gotong royong meski tanpa bantuan siapapun. Aksi dan kerja nyata RAPI sebuah fakta yang tak terbantahkan sebagai golongan masyarakat sosial yang memilki jiwa korsa kepada ibu pertiwi tanpa rebutan kekuasaan tanpa menggerogoti keuangan negara. RAPI berdiri untuk membus batas mempersatukan Nusantara bukan hanya celoteh dan omong kosong belaka.